Buku Tamu

Senin, 13 Oktober 2014

Bumi, pohon, dan api-api.

Bumi, pohon, dan api-api.

Aku masih melakukan hal yang sama.
merindukanmu tanpa perkara
mencukupimu sebagai hamba
memelukmu dalam doa-doa
mengecupmu berselimutkan asa
untuk menjadi cinta yang utuh,
bersama menerjang apa saja yang membuat kau rapuh
dalam hujan yang jatuh kau ku titipkan
agar sampai ke bumi untuk menghidupi
kepada angin kau kirim pergi
agar sampai dimana tempat menjaga hati
pada pagi, siang, malam, dan dinihari.
ku jaga rindu yang berapi-api
agar kau tetap hangat
agar aku tak terbakar
meski kita saling tak berkabar, percayalah
padamu pohon ini berakar.



Puisi: Boy Candra  | 02/06/2014

Tak pernah habis.


Padamu cinta tak pernah habis. Meski seringkali dicuci oleh tangis. Aku memilih bertahan bukan karena takut kedinginan. Bagiku tetap bersamamu melebihi keinginan. Aku manusia yang utuh membutuhkanmu. Yang rela jatuh membasuh sedu sedanmu. Tanpa pernah kau minta, karena cinta selalu. Ia kembali pulih dari luka-luka, menjagamu tanpa pamrih seisi dada.
Tak ada cinta yang sempurna. Aku pun pernah membuat retak-retak di dadamu. Tanpa kusadari, tanpa ku ingini, jatuh kata-kata yang menyakiti. Namun ingin kusampaikan kepadamu, tak pernah terniat aku menyakiti. Maafkanlah segala salah. Akan kupeluk semua yang patah. Biarkan kembali rindu lahir dari sebentuk harapan yang mengalir. Doa-doa mungkin tak akan berharga, tanpa rasa syukur karena kita masih ada.
Peluklah segala harapan, biar kita tak tersesat menuju tujuan. Denganmu saja ingin ku menua. Memetik segala doa-doa di kala senja. Hingga sepasang kita hanya tinggal nama. Raga akan menghilang, tapi cinta akan selalu dikenang.

Boy Candra | 23/08/2014